Danau Laut (Tao) TOBA
Asal mula
Menurut Cerita Fiksi
Di daerah Tapanuli terdapat danau yang sangat besar dan ditengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau. Danau itu bernama Danau Toba sedangkan pulau ditengahnya dinamakan Pulau Samosir. Konon danau tersebut berasal dari kutukan dewa.
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar (dengke).
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam petani.
“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,” kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Ucok /putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama kelamaan, Ucok selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri Ikan kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Ucok mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
Menurut analisa ilmiah
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2800km3, dengan 800km3 batuan ignimbrit dan 2000km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari cina sampai ke afrika selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 KM diatas permukaan laut.
Keindahan Danau Laut (Tao) TOBA
Danau Toba berukuran sekitar 17000 meter persegi dengan kedalaman kurang lebih 450 meter. Terletak 906 meter di atas permukaan laut, tempat ini merupakan surga bagi banyak tumbuhan menarik. Beberapa orang yang menikmati pemandangan matahari terbit dan terbenam di wilayah ini berkata bahwa Danau Toba membuat mereka melupakan semua masalah mereka walaupun untuk sementara.
Dahulu sebelum krisis moneter dan ramainya isu terorisme di indonesia, obyek wisata danau toba ini menjadi salah satu tujuan wisata kelas dunia. Namun demikian, setelah krisis moneter dan isu terorisme tersebut memberikan efek sangat signifikan terhadap tingkat kunjungan turis di sana. Ketika saya berkunjung ke sana kurang lebih dua tiga bulan yang lalu danau toba sangat sepi pengunjung, terlihat banyak rumah rumah pemondokan dan hotel yang sepi pengunjung dan beberapa diantaranya berhenti operasionalnya.Danau toba yang menurut saya cukup menarik ini terlihat sangat lengang dan sangat disayangkan bila obyek wisata yang bagus ini akhirnya terbengkalai begitu saja. Sepertinya pihak pemda dan pemprov sumatera utara lebih pro aktif dalam menggiatkan promosi akan wisata di tanah parapat ini. Bila keadaan semacam ini tidak segera ditangani, bisa dipastikan dalam beberapa tahun kedepan tempat wisata nan elok ini akan menjadi kota mati di pinggir danau nan terkenal itu.
Panorama Danau Toba
1. Batu Gantung
Batu gantung adalah salah satu objek Tujuan Pariwisata yang terdapat di sekitar Danau Toba , Sumatera Utara. Batu gantung terletak di tebing perbukitan yang terletak di pinggir danau toba. Jaraknya kira-kira 3 KM dari Kota parapat. Untuk melihat batu Gantung dapat ditempuh dengan menggunakan Speed Boat atau kapal dengan waktu 45 menit.
Menurut informasi yang didapat dari pemuka adat setempat, batu gantung adalah Jelmaan dari seorang Gadis desa setempat yang bernama Seruni. Seruni selalu sedih dan murung karena kedua orang tuanya menjodohkannya dengan sepupunya sendiri yang tidak dicintainya. Dia (seruni) selalu bersama dengan seekor Anjing "si Toki".
Suatu hari, Seruni dan anjing kesayangannya pergi ke Tepi perbukitan sambil merenungi nasibnya,tiba-tiba Seruni terperosok dalam sebuah lobang dan terjepit oleh Batu besar....
Seruni putus asa dan dia memohon kepada Tuhan (Na Boloni) untuk mati.
Akhirnya terjadi peristiwa di tempat itu, gempa, hujan badai dan angin kencang....
Keesokan harinya penduduk setempat melihat, ada sebentuk batu yang mirip dengan tubuh gadis dengan rambut hitam terurai yang melekat di salah satu tebing perbukitan di tepi Danau Toba.
2.Sigale-gale
Si Gale-gale adalah nama sebuah boneka kayu yang bisa digerakkan untuk menari. Boneka ini lazim ditemui di Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara. Bentuknya unik dengan pakaian tradisional batak melekat di badannya. Jika sesekali berkunjung ke pulau Samosir, jangan lupa untuk menyaksikan kehebatannya mengolah tubuh. Menurut pemandu yang memandu penampilan boneka ini, si Gale-gale ini adalah anak bangsawan atau katakanlah Raja di Pulau Samosir. Namun kemudian meninggal dan orang tuanya tak rela dengan kepergian anaknya tersebut. Maka untuk menghibur diri, mereka membuat replika anaknya tersebut. Boneka kayu itu dibuat dengan sedemikian rupa sehingga bisa digerakkan dari belakang oleh seseorang. Gerakan itu terjadi karena bagian lengan dan kepala dihubungkan dengan tali tersembunyi. Menurut pemandu itu pula bahwa konon dulu kala jumlah tali yang menggerakkan si Gale-gale itu sama dengan jumlah urat yang ada di tangan manusia. Si Gale-gale menari dengan iringan musik tradisional Batak. Dalam versi aslinya, tentu musik ini dimainkan secara live. Namun karena kemajuan teknologi dan demi untuk kepraktisan, sekarang masyarakat menggunakan tape recorder untuk memperdengarkan lagu tradisional pengiring tari si Gale-gale. Masyarakat pulau Samosir menggunakan si Gale-gale ini sebagai salah satu daya tarik wisata. Pengunjung harus membayar jumlah tertentu (tergantung musim) untuk satu paket menyaksikan tari ini (terserah berapa orang yang nonton). Sembari menyaksikan tarian, si pemandu berceloteh, tentunya dengan logat batak yang kental, tentang legenda si Gale-gale ini. Boneka si Gale-gale ini juga diberi hiasan dengan motif tradisional Batak yang tak kalah indahnya. Tak lupa pahatan dengan gambar cicak juga diletakkan untuk menghiasi boneka ini. Ada pula yang unik di dasar tempat si Gale-gale ini berdiri, yaitu pahatan berupa 4 buah gundukan yang menurut pemandu itu adalah bentuk yang menggambarkan payudara wanita. Aku juga lupa kenapa ada empat buah (red:mungkin pembaca bisa menginformasikannya karena jangan-jangan pemandunya yang ngarang cerita sendiri). Mungkin itu pertanda kasih sayang orang tua si Gale-gale ini pada anaknya yang disimbolkan dengan payudara dimana dulu ketika si Gale-gale masih kecil sang ibu menyusuinya dengan penuh kasih sayang. Si Gale-gale juga menggunakan kain Ulos yang merupakan kain tradisional Batak yang sangat terkenal. Penasaran? Kalau penasaran ingin lihat si Gale-gale menari, silahkan saja kunjungi Danau Toba dan Pulau Samosir. Konon ceritanya dulu patung tersebut dibuat untuk mengantikan anak seorang raja yang telah meninggal. Sang raja meminta kepada para pemahat agar membuatkan patung kayu yang menyerupai wajah anaknya. Ternyata, setelah dibuat, boneka kayu tersebut dapat menari dengan digerakkan oleh roh sang anak yang telah meninggal selama 7 hari tujuh malam, selayaknya ia menari sewaktu ia masih hidup. | |
3.Pulau Samosir
Akses yang kurang menjadi satu dari sekian banyak hal yang menghambat perkembangan wisata di Samosir. Untuk mencapai pulau ini cukup memakan waktu.Alunan lagu O Tao Toba dan Samosir yang dilantunkan Bonar Gultom di acara pembukaan Pesta Bolon awal Juli di Samosir melukiskan keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir. Bisa dikatakan Danau Toba dan Samosir merupakan satu paket. Kurang lengkap rasanya bila berwisata ke Danau Toba tetapi tidak berkunjung ke Pulau Samosir.
Pulau Samosir, siapa yang tidak mengenalnya? Pulau yang terletak ditengah-tengah Danau Toba. Pulau Samosir itu sendiri dikelilingi oleh pegunungan, kemana pun mata kita memandang kita akan selalu menemukan pegunungan. Tak heran udara di sana pun sangat dingin. Mengingat Pulau Samosir terletak di dataran tinggi sekitar 700 " 1.995 mdpl.
Untuk menuju ke pulau Samosir itu sendiri dapat di tempuh dengan dua cara, yang pertama kita dapat menyeberang danau Toba melalui Ajibata dan yang kedua kita dapat melewati Brastagi. Keduanya tinggal anda yang menentukan. Keindahan pulau Samosir akan membuat anda terbuai oleh hijaunya gunung dan sejuknya udara. Anda akan benar-benar merasa segar kembali setelah melewati satu malam di Pulau Samosir.
Cara Mencapai Daerah Ini
bagi anda yang tidak membawa mobil pribadi, anda dapat menyewa mobil dari Medan, biayanya sekitar Rp. 300.000,- per Hari. Lalu anda tinggal memilih antara lewat Brastagi atau Prapat. Dari Medan menuju Prapat memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan dan disambung dengan menyeberang menggunakan kapal ferry yang memakan waktu 1 jam perjalanan. Sedangkan dari Brastagi hanya 3 jam saja.
Tempat Menginap
tempat menginap di Samosir banyak dan beragam. masing-masing menawarkan pemadangan yang paling indah dari Danau Toba. Penginapan-penginapan tersebut terlekat di pinggiran Danau Toba
Berkeliling
Untuk berkeliling di sekitar pulau Samosir, anda dapat menggunakan BeMo (Becak Motor) yang sangat terkenal di Sumatera Utara, biayanya sekitar Rp.3000 " Rp 10.000,- tergantung jauh dekatnya tujuan anda. Atau anda dapat menggunakan kendaraan umum.
Tempat Bersantap
Untuk di Samosirnya sendiri, tempat makan pun sangat banyak. Dari mulai masakan cina sampai dengan masakan jawa. Tinggal pilih sesuai selera anda.
Buah Tangan
Banyak yang dapat anda temukan di Samosir, dari mulai ulos sampai dengan kerajinan tangannya. Semuanya unik dan indah.
Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Anda dapat berjalan-jalan mengelilingi Pulau Samosri, anda dapat memancing di pinggir danau Toba dan anda dapat mengunjungi objek-objek wisata yang ada disana. Atau anda dapat mencuci mata di daerah Tomok
Tips
- Udara Pulau Samosir bila malam sangat dingin, bagi anda yang tidak terbiasa dengan udara dingin jangan lupa membawa jacket yang tebal.
Masing-masing kecamatan memiliki objek wisata, yang bila dikelola dengan baik akan mendatangkan nilai tambah bagi pulau yang berpenduduk 131.000 jiwa. Namun, sayang potensi wisata itu belum dikelola maksimal. Alhasil, yang tampak dalam kunjungan SP baru-baru ini ke daerah itu adalah Samosir yang sepi. Padahal Juni dan Juli merupakan waktu libur.
Kesan kurang terawat dan pegunungannya yang gundul terlihat di berbagai tempat di lokasi wisata. Cuaca yang terik akhir-akhir ini semakin mengesankan kegersangan di tanah asal Suku Batak ini. Kondisi yang gersang dengan mata pencaharian utama bertani serta akses yang kurang membuat Samosir kurang berkembang dibanding tempat wisata lain. Tidak mengherankan, penduduk setempat banyak yang merantau ke luar Samosir. Menurut Bupati Samosir Mangindar Simbolon, sebagian besar lulusan SMA meninggalkan Samosir untuk mencari pekerjaan demi kehidupan yang lebih baik.
Akses yang kurang menjadi satu dari sekian banyak hal yang menghambat perkembangan wisata di Samosir. Untuk mencapai pulau ini cukup memakan waktu. Perjalanan Jakarta ke Medan memakan waktu dua jam penerbangan, dilanjutkan dengan perjalanan darat memakan waktu empat jam dari Medan ke Parapat, dan menggunakan kapal feri 45 menit dari Dermaga Ajibata, maka seorang wisatawan membutuhkan waktu lebih dari tujuh jam. Waktu tempauh 45 menit akan lebih singkat menjadi 10 menit bila menggunakan speed boat.
Tanah Leluhur
Pulau Samosir diyakini sebagai daerah asal orang Batak. Pasalnya, di pulau ini tepatnya di Pusuk Buhit Kecamatan Sianjur Mulamula merupakan asal orang Batak. Pusuk Buhit merupakan perbukitan dengan ketinggian lebih dari 1.800 meter di atas permukaan Danau Toba. Perbukitan ini dipercaya sebagai alam semesta atau “Mulajadi Nabolon” (Tuhan Yang Maha Esa) menampakkan diri. Di kecamatan ini ada Desa Sianjur Mulamula yang merupakan perkampungan pertama kelompok masyarakat Batak.
Desa ini berada di kaki bukit Pusuk Buhit. Di desa ini terdapat cagar budaya berupa miniatur Rumah Si Raja Batak. Sebagai informasi, sebutan Raja Batak bukan karena posisi sebagai raja dan memiliki daerah pemerintahan, melainkan lebih pada penghormatan keturunan Batak terhadap nenek moyang Suku Batak. Informasi yang beredar menyebut, Raja Batak berasal dari Thailand melalui Semenanjung Malaysia, Sumatera hingga tiba di Sianjurmulamula. Informasi lain menyebut Raja Batak berasal dari India melalui daerah Barus atau Alas Gayo hingga sampai ke Danau Toba.
Di perkampungan Sianjurmulamula, ada bangunan rumah semitradisional Batak, yang merupakan rumah panggung terbuat dari kayu, tanpa paku, dilengkapi tangga, dan atap seng. Rumah Batak asli atapnya dari ijuk. Di atas perkampungan terdapat wisata Batu Hobon. Batu ini merupakan peti terbuat dari batu yang dibuat oleh keturunan Raja Batak, Saribu Raja yang merupakan pandai besi ratusan tahun lalu. Di dalam peti batu ini disimpan kekayaan Saribu Raja, yang oleh masyarakat setempat saat ini tak seorang pun berhasil membuka tutup peti.
Di atas Batu Hobon terdapat Sopo Guru Tatea Bulan yang dibangun tahun 1995 oleh Dewan Pengurus Pusat Punguan Pomparan Guru Tatea Bulan. Bangunan ini terdapat di Bukit Sulatti (di bawah Pusuk Buhit), dan di dalam bangunan terdapat sejumlah patung keturunan Raja Batak berikut dengan patung sejumlah kendaraan si Raja Batak dan pengawalnya. Kendaraan itu antara lain naga, gajah, singa, harimau dan kuda. Jejak sejarah di Tanah Batak itu yang sering dilupakan pemerintah.
4. Parapat
Parapat, salah satu kota indah yang berada tepat di tepi Danau Toba. Kota sejuk dengan sejuta pesona keindahan alamnya. Salah satu daya tarik wisatawan untuk datang mengunjungi Indonesia.
Kota Parapat terletak sejauh 176 Km dari Kota Medan, memakan waktu 3-4 Jam perjalanan darat dengan kecepatan rata-rata 60-80km/jam. Atau dapat lebih cepat lagi jika menggunakan transportasi udara (mendarat di Bandara Sibisa) yang hanya memakan waktu 25-30 menit. Banyak pilihan sarana transportasi darat dari Kota Medan menuju Parapat, mulai angkutan umum, rental mobil medan, dan sebagainya. Dengan merogoh kocek sebesar sekitar Rp.25.000 dari Medan kita dapat menikmati keindahan Parapat dan sejuta pesona Danau Toba menggunakan beberapa angkutan yang memiliki rute menuju parapat antara lain: MRT, KBT, Intra, Sejahtera, Karya Agung, dll. Ada jugarental mobil Medan tentunya. Semua pengangkutan yang kusebutkan tadi dapat kita jumpai di sepanjang Jl. Sisingamangaraja ataupun di terminal Amplas Medan. Namun perlu juga kita ketahui ongkos perjalanan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi (seperti pepatah ekonomi: semakin banyak permintaan maka harga semakin tinggi) tapi pastinya tidak akan jauh melampaui harga aslinya. Jika anda mujur bisa jadi dapat bus executive dengan AC didalamnya, namun tetap harga normal.
Kota Parapat
Menuju Parapat anda akan melewati rute, Tanjung Morawa – Lubuk Pakam – Pasar Bengkel (jangan lupa singgah untuk beli makanan selama perjalanan, atau menikmati kopi, teh manis, dan makanan ringan gratis yang disediakan) – Tebing Tinggi – Siantar (klo lapar singgah disini untuk menikmati mie pangsit di simpang dua atau membeli roti Ganda yang terkenal disini) Kondisi jalan (yang kulalui beberapa hari lalu) mulus karena baru saja diperbaiki. Bagi anda yang suka mabuk perjalanan diharapkan untuk membawa obat anti mabuk, karena perjalanan dari siantar menuju parapat melalui jalan yang berkelok-kelok. Dan jangan lupa isi bensin supaya enggak mogok ditengah hutan seperti yang kami alami beberapa waktu lalu.
Fasilitas di Parapat sudah cukup lengkap, hotel, rumah makan (halal dan haram semuanya ada) dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya seperti ATM, cafe, bar, dll. Namun untuk hari-hari tertentu dianjurkan untuk melakukan reservasi penginapan jauh-jauh hari sebelum untuk menghindari tidur di tepi pantai atau didalam mobil. Parapat memiliki dua pelabuhan, yakni Ajibata dan Tiga Raja. Pelabuhan Ajibata menyediakan dua jenis transportasi air yakni menggunakan ferry dan kapal motor. Pelabuhan tiga raja menyediakan hanya kapal motor saja. Banyak rute penyeberangan yang dilayani oleh kapal motor seperti: onan runggu, nainggolan, tuk-tuk, tomok, dll. Namun untuk ferry hanya menuju Tomok.
Harga menyeberang menuju tomok menggunakan kapal motor dikenakan Rp.4000/orang. Untuk ferry harga sesuai dengan jenis kendaraan, sedan/kijang/L300/sejenisnya dikenakan Rp.95000/mobil dan tidak dikenakan tambahan biaya untuk orang didalamnya. Menuju tomok memakan waktu sekitar 45 menit menggunakan kapal motor, dan sekitar 1 jam jika menggunakan Ferry. Kalau ingin menyeberang pake Ferry jangan lupa sediakan uang logam, untuk menikmati atraksi nyelam anak-anak Danau Toba dalam memperebutkan uang-uang logam yang dilempar oleh para penumpang. Atraksi ini disebut anak-anak sekitar dengan nama cilling. Kurang tahu juga apa artinya namun demikian mereka mengatakannya.
5. Pesta Danau Toba /Kebudayaan Batak
Pesta Danau Toba 2010
Bertempat di Balairung Gedung Sapta Pesona, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta, Senin (4/10), Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik yang diwakili oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Prof. Dr. I Gde Pitana, memberikan sambutan dalam acara Peluncuran Pesta Danau Toba (PDT) 2010 yang akan digelar di Parapat, 20-24 Oktober nanti.
Peresmian ini sendiri ditandai dengan pemukulan gondang oleh Gubernur Sumatera Utara, H. Syamsul Arifin SE, yang didampingi oleh Prof. Dr. I Gde Pitana, Parlindungan Purba (Ketua Panitia PDT 2010). Turut hadir pula tokoh masyarakat seperti Cosmas Batubara dan Letjen. (Purn) Cornel Simbolon.
PDT 2010 merupakan event tahunan yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Sumut bekerjasama sama dengan Kementerian Kebudayan dan Pariwisata. Tujuan dari kegiatan yang telah masuk menjadi agenda kepariwisataan nasional ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kembali kepariwisataan di Sumut, yaitu dengan meningkatkan arus kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara dan memacu perkembangan perekonomian daerah.
Hal ini tergambar jelas dari tema yang diambil panitia, yaitu Renaissance of Lake Toba yang berarti Kebangkitan Kembali Danau Toba. Menurut siaran pers setempat, tema ini dilatarbelakangi oleh situasi pembangunan di sekitar Danau Toba yang kurang memperhatikan aspek-aspek penting dalam pembangunan yang berkelanjutan, seperti kelestarian alam dan kearifan lokal.
"Pesta Danau Toba bisa menggerakkan orang untuk kembali memelihara alam dan budaya. Memang betul sudah kelihatan tanda-tanda Danau Toba bangkit. Selama ini hanya menjadi The Forgotten Beauty," ujar Jero Wacik dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Prof. Dr. I Gde Pitana.
Dengan demikian, Danau Toba bisa menjadi salah satu ikon dalam mempromosikan potensi Sumatera Utara, dan secara khusus Kabupaten/Kota di kawasan Danau Toba, yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Samosir, Toba Samosir, dan Kabupaten Tapanuli Utara.
Dalam sambutannya, Gubsu kembali menekankan semboyan Marsipature Hutanabe (artinya mari benahi kampung masing-masing) dengan tujuan mengundang semua pihak untuk turut mendukung PDT 2010 secara aktif.
Peresmian ini sendiri ditandai dengan pemukulan gondang oleh Gubernur Sumatera Utara, H. Syamsul Arifin SE, yang didampingi oleh Prof. Dr. I Gde Pitana, Parlindungan Purba (Ketua Panitia PDT 2010). Turut hadir pula tokoh masyarakat seperti Cosmas Batubara dan Letjen. (Purn) Cornel Simbolon.
PDT 2010 merupakan event tahunan yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Sumut bekerjasama sama dengan Kementerian Kebudayan dan Pariwisata. Tujuan dari kegiatan yang telah masuk menjadi agenda kepariwisataan nasional ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kembali kepariwisataan di Sumut, yaitu dengan meningkatkan arus kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara dan memacu perkembangan perekonomian daerah.
Hal ini tergambar jelas dari tema yang diambil panitia, yaitu Renaissance of Lake Toba yang berarti Kebangkitan Kembali Danau Toba. Menurut siaran pers setempat, tema ini dilatarbelakangi oleh situasi pembangunan di sekitar Danau Toba yang kurang memperhatikan aspek-aspek penting dalam pembangunan yang berkelanjutan, seperti kelestarian alam dan kearifan lokal.
"Pesta Danau Toba bisa menggerakkan orang untuk kembali memelihara alam dan budaya. Memang betul sudah kelihatan tanda-tanda Danau Toba bangkit. Selama ini hanya menjadi The Forgotten Beauty," ujar Jero Wacik dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Prof. Dr. I Gde Pitana.
Dengan demikian, Danau Toba bisa menjadi salah satu ikon dalam mempromosikan potensi Sumatera Utara, dan secara khusus Kabupaten/Kota di kawasan Danau Toba, yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Samosir, Toba Samosir, dan Kabupaten Tapanuli Utara.
Dalam sambutannya, Gubsu kembali menekankan semboyan Marsipature Hutanabe (artinya mari benahi kampung masing-masing) dengan tujuan mengundang semua pihak untuk turut mendukung PDT 2010 secara aktif.
Mengenai situasi keamanan belakangan ini dan dikaitkan dengan PDT 2010, Gubsu memberi jawaban yang optimistis. Katanya, Sumut ini seperti jazirah Arab. Samosir tiga kali lebih luas dari Singapura dan DKI Jakarta pun lebih kecil dari Serdang Bedagai sehingga tidak berarti karena di suatu daerah ada tindak terorisme, maka seluruh Sumut tidak aman. "Tidak perlu dibesar-besarkan. Jangan karena tikus seekor, harus padi selumbung dibakar. Percayakan saja kepada Polri dan TNI," ujar Gubsu.
Sementara itu, tokoh masyarakat Cosmas Batubara juga memberikan dukungan yang positif. Ia memiliki impian yang besar untuk Danau Toba. Ia membandingkannya dengan sebuah daerah di China yang dikunjungi banyak orang walau danaunya masih kalah dengan Danau Toba, tapi bisa main golf. "Saya berharap, Danau Toba bisa menjadi sasaran wisata untuk dilihat keindahannya, budaya, dan olahraga. Fasilitas wisata yang ada juga harus diperbaiki, misalnya membangun jalur tol atau yang terpendek ke situ."
Mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat (1983-1988) dan Menteri Tenaga Kerja (1988-1993) ini juga menambahkan soal kerambah yang banyak ditemui di Danau Toba. Ia mengakui kerambah memiliki nilai ekonomi yang besar. Yang penting adalah membagi zona Danau Toba menjadi zona tertentu dan mempraktikkan sistem yang lebih higienis. "Danau Toba akan lebih baik lagi bila bandara Kuala Namu bisa selesai. Orang dari Eropa bisa terbang langsung ke Medan," harapnya.
Letjen (Purn) Cornel Simbolon yang adalah Ketua Yayasan Pencinta Danau Toba juga menyiratkan support yang positif. "Event ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kebudayaan dan alam. Yang penting, harus terorganisir dengan baik. Pelihara juga alamnya dan libatkanlah masyarakat setempat."
Sementara itu, ketika ditemui secara khusus, Parlindungan Purba menyatakan persiapan panitia sudah 90 persen dan mengundang semuanya turut memberikan dukungan. "Danau Toba bukan hanya milik orang Batak, juga milik masyarakat Sumatera Utara dan milik dunia," tukasnya. Anggota DPD RI dari Sumut ini juga menyatakan bahwa masyarakat setempat juga begitu mengapresiasi event ini dengan membersihkan sendiri Danau Toba.
Sekilas tentang PDT 2010
PDT 2010 nanti akan diisi berbagai acara menarik, mulai dari bidang seni, budaya, hingga olahraga. Berdasarkan informasi rencana acara yang diperoleh dari panitia, beberapa acara yang tidak boleh dilewatkan antara lain Tao Toba Star, Opera Batak, Gondang, Seruling, Kuliner, dan Pagelaran Tari Daerah (Tari Tor Tor tunggal Panluan dan Tor Tor Sawan). Secara khusus, akan ada peluncuran album Batakoustik oleh Yeppy Romero Pangaribuan (musikus kawakan yang sudah manggung di Java Jazz).
Untuk sesi olahraga, direncanakan akan dilaksanakan beberapa kegiatan seperti voli pantai, paralayang, binaraga, lari gembira, Jelajah Nusantara, Extreme Motor Trail, dan 3M (Marhonong, Margala, Marjalekat). Ada pula aneka workshop & seminar yang bertema lingkungan dan budaya, seperti Konvensi 15 Danau Se-Indonesia, Forum Danau Toba, Seminar Pelestarian Budaya Marga-marga, dan Gerakan Cinta Danau Toba. Satu lagi yang istimewa adalah acara Pesta Ikan yang digelar di Haranggaol.
1. KEKERABATAN
Yang mencakup hubungan premordial suku, kasih sayang atas dasar hubungan darah, kerukunan unsur-unsur Dalihan Na Tolu( Hula-hula, Dongan Tubu, Boru), Pisang Raut (Anak Boru dari Anak Boru), Hatobangon (Cendikiawan) dan segala yang berkaitan hubungan kekerabatan karena pernikahan, solidaritas marga dan lain-lain.
mengatur hubungannya dengan Maha Pencipta serta hubungannya dengan manusia dan lingkungan hidupnya.
3.HAGABEON
Banyak keturunan dan panjang umur. satu ungkapan tradisional Batak yang terkenal yang disampaikan pada saat upacara pernikahan adalah ungkapan yang mengharapkan agar kelak pengantin baru dikaruniakan putra 17 dan putri 16. Sumber daya manusia bagi orang Batak sangat penting. Kekuatan yang tangguh hanya dapat dibangun dalam jumlah manusia yang banyak. Ini erat hubungannya dengan sejarah suku bangsa Batak yang ditakdirkan memiliki budaya bersaing yang sangat tinggi. Konsep Hagabeon berakar, dari budaya bersaing pada jaman purba, bahkan tercatat dalam sejarah perkembangan, terwujud dalam perang huta. Dalam perang tradisional ini kekuatan tertumpu pada jumlah
personil yang besar. Mengenai umur panjang dalam konsep hagabeon disebut SAUR MATUA BULUNG ( seperti daun, yang gugur setelah tua). Dapat dibayangkan betapa besar pertambahan jumlah tenaga manusia yang diharapkan oleh orang Batak, karena selain setiap keluarga diharapkan melahirkan putra-putri sebanyak 33 orang, juga semuanya diharapkan berusia lanjut.
3.HAGABEON
Banyak keturunan dan panjang umur. satu ungkapan tradisional Batak yang terkenal yang disampaikan pada saat upacara pernikahan adalah ungkapan yang mengharapkan agar kelak pengantin baru dikaruniakan putra 17 dan putri 16. Sumber daya manusia bagi orang Batak sangat penting. Kekuatan yang tangguh hanya dapat dibangun dalam jumlah manusia yang banyak. Ini erat hubungannya dengan sejarah suku bangsa Batak yang ditakdirkan memiliki budaya bersaing yang sangat tinggi. Konsep Hagabeon berakar, dari budaya bersaing pada jaman purba, bahkan tercatat dalam sejarah perkembangan, terwujud dalam perang huta. Dalam perang tradisional ini kekuatan tertumpu pada jumlah
personil yang besar. Mengenai umur panjang dalam konsep hagabeon disebut SAUR MATUA BULUNG ( seperti daun, yang gugur setelah tua). Dapat dibayangkan betapa besar pertambahan jumlah tenaga manusia yang diharapkan oleh orang Batak, karena selain setiap keluarga diharapkan melahirkan putra-putri sebanyak 33 orang, juga semuanya diharapkan berusia lanjut.
4.HASANGAPON
Kemuliaan, kewibawaan, kharisma, suatu nilai utama yang memberi dorongan kuat untuk meraih kejayaan. Nilai ini memberi dorongan kuat, lebih-lebih pada orang Toba, pada jaman modern ini untuk meraih jabatan dan pangkat yang memberikan kemuliaan,kewibawaan, kharisma dan kekuasaan.
5. HAMORAON
Kaya raya, salah satu nilai budaya yang mendasari dan mendorong orang Batak, khususnya orang Toba, untuk mencari harta benda yang banyak.
6.HAMAJUON
Kemajuan, yang diraih melalui merantau dan menuntut ilmu. Nilai budaya hamajuon ini sangat kuat mendorong orang Batak bermigrasi keseluruh pelosok tanah air. Pada abad yang lalu, Sumatra Timur dipandang sebagai daerah rantau. Tetapi sejalan dengan dinamika orang Batak, tujuan migrasinya telah semakin meluas ke seluruh pelosok tanah air untuk memelihara atau meningkatkan daya saingnya.
7. HUKUM
Patik dohot uhum, aturan dan hukum. Nilai patik dohot dan uhum merupakan nilai yang kuat di sosialisasikan oleh orang Batak. Budaya menegakkan kebenaran, berkecimpung dalam dunia hukum merupakan dunia orang Batak.
Nilai ini mungkin lahir dari tingginya frekuensi pelanggaran hak asasi dalam perjalanan hidup orang Batak sejak jaman purba. Sehingga mereka mahir dalam berbicara dan berjuang memperjuangkan hak-hak asasi. Ini tampil dalam permukaan kehidupan hukum di Indonesia yang mencatat nama orang Batak dalam daftar pendekar-pendekar hukum, baik sebagai Jaksa, Pembela maupun Hakim.
8. PENGAYOMAN
Dalam kehidupan sosio-kultural orang Batak kurang kuat dibandingkan dengan nilai-nilai yang disebutkan terdahulu. ini mungkin disebabkan kemandirian yang berkadar tinggi. Kehadiran pengayom, pelindung, pemberi kesejahteraan, hanya diperlukan dalam keadaan yang sangat mendesak.
9. KONFLIK
Dalam kehidupan orang Batak Toba kadarnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada pada Angkola-Mandailing. Ini dapat dipahami dari perbedaan mentalitas kedua sub suku Batak ini. Sumber konflik terutama ialah kehidupan kekerabatan dalam kehidupan Angkola-Mandailing. Sedang pada orang Toba lebih luas lagi karena menyangkut perjuangan meraih hasil nilai budaya lainnya. Antara lain Hamoraon yang mau tidak mau merupakan sumber konflik yang abadi bagi orang Toba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar